Minggu, 04 Agustus 2024

Inners Tips To kNow well



Di tepian telaga yang bening, biduk tua itu telah lama menjadi saksi bisu perjalanan waktu. Dulu, ia hanyalah sebuah perahu sederhana yang mengarungi permukaan air, membawa kenangan yang tak terhitung jumlahnya. Dari kayu terbaik dan terkeras, ia dibentuk dengan tangan para penghuni pendahulu, mencerminkan warisan keterampilan yang bertahan hingga kini. Keindahannya tak hanya diukur dari usianya yang panjang, tetapi juga dari kisah-kisah yang melekat pada setiap serat kayunya—kagumi oleh banyak orang, bahkan diinginkan sebagai milik mereka sendiri.

Namun, biduk ini bukan sekadar peninggalan manusia. Burung-burung, capung, dan makhluk kecil lainnya telah mengukuhkannya sebagai bagian dari kehidupan mereka, bagai rumah yang tak tergantikan. Mereka menolak untuk membiarkannya pergi, seolah tahu bahwa biduk adalah bagian dari keseimbangan alam yang tak bisa dipisahkan dari kedamaian telaga.



Dan di suatu senja, ia kembali menjadi saksi dari sebuah harapan. Sepasang kekasih menaikinya, menyusuri permukaan air yang berkilau, membiarkan hati mereka berbicara dalam keheningan telaga. Mereka memadu asa, membiarkan angin membawa mimpi-mimpi mereka bersama gemerisik air yang tenang. Dalam kebersamaan itu, biduk menjadi penghubung antara kenangan lama dan harapan baru, menjadikan telaga tempat di mana cinta dan sejarah bertemu.

Biduk yang telah melihat banyak musim berlalu kini tetap bertahan, bukan hanya sebagai perahu yang terapung, tetapi sebagai jiwa yang menghidupkan setiap kisah. Ia adalah saksi, rumah, dan penjaga kenangan yang akan terus mengalir bersama waktu.

jauh...

di luar laga

dan gemuruh tepuk

lapangan pemberi kenangan.....



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Petualangan Teman Kali kedua di Negeri Asing

Awalnya dia sampai di negeri baru pas musim semi. Pohon-pohon mulai berbunga, tapi dia malah bingung karena cuaca di sini gak bisa ditebak—k...