Minggu, 24 November 2024

SUASANA TENANG. DAMAI, ..


Malio dan Marcia baru beberapa hari menginjakkan kaki di negeri asing yang tropis ini. Di sekeliling mereka, langit cerah menghiasi cuaca yang hangat, dan di belakang rumah tempat mereka menginap, terdapat kebun yang rimbun dengan berbagai pohon buah yang belum pernah mereka lihat sebelumnya.

Suara burung yang bernyanyi riang dan angin lembut yang berhembus seolah menyambut mereka dengan hangat. Di kebun itu, banyak sekali pohon berbuah aneh dan menarik, salah satunya pohon belimbing yang tinggi dan rindang. Buah berwarna kuning cerah itu menggantung dengan menggoda, tampak seperti lampion di antara hijau daun yang lebat. Malio dan Marcia tentu saja merasa bersemangat untuk menjelajahi tempat baru ini dan mencoba semua buah-buahan yang aneh itu.

Suatu sore, saat mereka sedang bersantai di teras rumah, Marcia tiba-tiba mengingat buah belimbing yang selalu diceritakan oleh teman-temannya. “Kak, di sini pasti ada belimbing! Coba kita cari!” serunya penuh antusias.

“Bagaimana kalau kita memetiknya sendiri?” Malio menyambut tantangan adiknya. Mereka pun bergegas menuju kebun, hatinya penuh rasa ingin tahu dan keceriaan. Namun, saat Marcia mulai merengkuh cabang, ia menyadari tidak seberapa tingginya Malio yang cukup besar untuk menghampiri buah-buah itu.

“Tunggu dulu, Dik Marcia!” teriak Malio sambil berlari ke dalam rumah mencari kursi kayu tua yang direnovasi. “Dengan ini, aku bisa meraih buah belimbing!”

Setelah berhasil menyeret kursi itu ke bawah pohon, ia segera memanjat, tetapi tanpa diduga, kursi yang rapuh itu malah terjatuh! “Whoa!” Malio terkejut dan kehilangan keseimbangan, melompat ke samping. Dia terjatuh ke dalam rerumputan sambil berusaha menjaga diri agar tidak terjatuh terlalu keras.

Melihat kakaknya terjatuh, Marcia tak bisa menahan tawa. “Bisa-bisanya kakak melompat seperti itu! Kakak bisa jadi penari balet, nih!” katanya, dan suaranya melengking penuh canda.

Malio bangkit, mengenakan ekspresi cengengesan sambil mengusap rumput yang menempel di pakaiannya. “Oh, jadi begini rasanya jadi penggulung belimbing!” Ia menyampaikan rasa lucunya, namun tetap bersemangat untuk mendapatkan buah yang dimaksud Marcia.

Setelah beberapa usaha yang lucu dan konyol, mereka akhirnya berhasil memetik beberapa buah belimbing dari pohon. Mereka berdua duduk di bawah pohon besar dengan pemandangan yang indah, hiruk pikuk suara burung dan gemerisik dedaunan membuat suasana semakin hidup.

Dengan sepiring belimbing di depan mereka, Marcia menggigit salah satu buah dengan penuh semangat. “Kak, rasanya manis!” teriaknya dengan mata berbinar, sementara itu Malio tersenyum puas.

“Ya, sama-sama, Dik! Walaupun... aku lebih suka berkarya menjadi penari balet daripada petik buah!” Malio menjawab sambil mengedipkan mata, merasakan kebahagiaan kecil dalam kehangatan tempat baru yang mereka tempati. Momen lucu ulang hari mereka mengisi hari-hari di negeri tropis ini dan jadi kenangan indah yang tak terlupakan.

Selasa, 19 November 2024

Goat mom calls 2.5-mo-old baby Melony for milk (Please read description)...

Dalam Bayang Mike

Dalam Bayang Mike



Di setiap sudut kota yang ramai, aku mencari, Jejakmu, Mike, yang selalu menghilang dalam keramaian. Hatiku penuh rindu yang mendalam, tak terperi, Namun kau tak pernah memandang, seolah aku tak ada.

Toko-toko listrik kujelajahi dengan harapan, Industri elektrik di negeri jauh, kujelajahi tanpa lelah. Mencari bayangmu yang samar, tak kenal batasan, Dalam harap, cinta ini takkan rapuh meski diuji waktu.

Kau yang tak pernah memperhitungkan, tak pernah peduli, Cinta yang tulus dari hati ini, yang selalu menanti. Namun aku tetap bertahan, meski hati ini perih, Mencari jejakmu, walau tak pasti, dalam setiap langkah.

Setiap langkah, setiap detik, penuh harapan, Hanya untukmu, Mike, yang kurindu dengan sepenuh hati. Semoga suatu hari, kau menyadari cinta yang terpendam, Ada hati yang selalu menunggu, dengan setia dan penuh harap.

Karena janji yang pernah kau ucapkan, Mike, Untuk selalu setia bersamaku, sampai kapan pun. Janji yang kini menjadi alasan, aku terus mencari, Dalam setiap sudut kota, dalam setiap mimpi yang tak pernah padam.

Di tengah kesedihan, ada kenangan manis, Saat kita tertawa bersama, dalam kebahagiaan sederhana. Kenangan itu yang menguatkan langkahku, Mencari jejakmu, dengan senyum di tengah air mata.

Dan kelak, ketika kita bertemu dan bersatu, Kita akan berlabuh menjadi pasangan setia, Hingga memutih semua rambut kita, Dalam cinta yang abadi, tak tergoyahkan oleh waktu.




Senin, 18 November 2024

Sebagai Bagian Yang Tiada Terdengar



Meskipun sepasang roda itu kini telah terdiam

Kuanggap ia sebagaimana ia telah memiliki kemampuannya

Hal yang nyata telah dikerjakannya yakni dalam jasanya

membawaku mencapai sejumlah pemahaman

Tiada harus diambil pusing bila saja dalam anggapan,

Masih hidup bagai dimasa lalu, melangkah diera kini


Hari yang ketujuh belas hampir berganti

Dekat dalam bayangan, semudah saat membuka pintu

Tampak ia yang membuat diri ini bisa melihat

Walau sesaat lalu memudar dan semakin gelap

Entah mengapa begitu liar awan itu menari-nari

Jauh yang mengundang keinginan buat memandangya sejenak...

Hanya ujung-ujung daun yang tampak jelas tersaji bagi rindunya mata..


Tidak semua lagu itu

Yang membawaku dapat menyaksikan

Malam membagi dimensi cerita bisunya

Tiada satu pun manusia, dalam papas hingga sapa

sepanjang terang mengarahkan paksa menepikan arah

pencari muasal setiap rancangan tersusun hingga ada pada ketinggian


Dalam keheningan angkasa yang tak terbatas, para penjelajah berbulu ini mengarungi langit yang tidak dikenal dengan keberanian yang tak terukur. Mereka bukan hanya hewan percobaan, tetapi juga pionir yang membantu memetakan jalan bagi manusia untuk mengikuti jejak mereka. Dengan setiap orbit yang mereka lakukan, mereka menambahkan pengetahuan berharga ke dalam khasanah ilmu pengetahuan tentang bagaimana kehidupan dapat bertahan dan berkembang di luar atmosfer bumi yang nyaman.

Kisah-kisah mereka, meskipun sering kali berakhir dengan pengorbanan, telah menginspirasi generasi ilmuwan dan penjelajah yang bermimpi untuk mencapai bintang-bintang. Dari Laika yang kesepian dalam kabin Sputnik-nya, hingga Belka dan Strelka yang bermain di stasiun luar angkasa, setiap anjing memiliki cerita yang memberikan wawasan tentang semangat tak kenal menyerah yang diperlukan untuk menaklukkan ruang angkasa.

Sementara manusia melanjutkan perjalanan mereka ke luar angkasa, warisan para anjing ini tetap hidup dalam setiap misi yang diluncurkan. Mereka mengingatkan kita bahwa langkah pertama menuju yang tidak diketahui sering kali adalah yang paling sulit, tetapi juga yang paling penting. Dengan setiap penemuan baru, kita membangun atas dasar yang telah mereka bantu bentuk, menghormati mereka sebagai pahlawan yang tanpa suara namun berdampak besar dalam sejarah penjelajahan luar angkasa.



Petualangan Teman Kali kedua di Negeri Asing

Awalnya dia sampai di negeri baru pas musim semi. Pohon-pohon mulai berbunga, tapi dia malah bingung karena cuaca di sini gak bisa ditebak—k...